Sebelum membahas cat plastisol, saya sempat bertanya-tanya, apakah cairan untuk menyablon lebih tepat disebut tinta atau cat? Setelah mencari tahu, saya menemukan bahwa cat adalah cairan yang melapisi permukaan untuk memperindah, memperkuat, atau melindungi. Cat membentuk lapisan tipis yang melekat kuat setelah kering. Ini berbeda dengan tinta, yang merupakan bahan berwarna untuk mewarnai permukaan dan digunakan dengan pena atau pensil untuk menulis dan menggambar.
Meskipun tidak ada aturan baku, saya merasa istilah “cat” lebih cocok karena cairan sablon digunakan untuk menutupi permukaan dan tidak memerlukan alat khusus seperti pulpen atau pensil, melainkan menggunakan saringan kain.
Sama seperti cat di toko bangunan yang ada jenis solvent base dan water base, di dunia sablon juga ada cat plastisol dan cat rubber. Solvent base dan cat plastisol disebut menggunakan bahan dasar minyak, sedangkan water base dan rubber menggunakan bahan dasar air. Meskipun ini sudah menjawab pertanyaan utama, mari kita bahas lebih lanjut.
Cat plastisol mempunyai tekstur yang lembut dan seperti karet, namun jika sudah menua akan keras
andaikan, kita bedakan hanya menjadi 2 katagori cat yang ada di dunia ini yaitu cat plastisol dan rubber, maka akan banyak sekali orang yang suka dengan tekstur dari plastisol karena sangat lembut jika dibandingkan dengan kompetitornya, saat cat sudah kering dan menempel dengan baik cat plastisol dapat mudah mengikuti permukaan kain, juga lentur ditarik-tarik mirip seperti karet, namun dengan seiring bertambahnya usia, cat plastisol akan menjadi lebih keras dan akhirnya mulai retak namun akan tetap aman dan menempel di kain.
Finishing yang biasa dipakai cat plastisol
finishing atau akhiran yang biasa digunakan para pelaku sabloners plastisol itu terdapat tiga macam, nomor satu dan yang paling sering digunakan terutama daerah jawa timuran yaitu press, seperti namanya finishing dari sablon plastisol ini akan dipress maka akan menghasilkan permukaan rata, namun finishing press sendiri terbagi menjadi dua yaitu press glossy dan doff. lalu yang terakhir dan seringnya hanya dipakai oleh pelaku yang sudah professional yaitu finishing curing saja yang akan menghasilkan permukaan yang cukup kasar yang mana perawatan pun akan lebih susah jika menurut saya pribadi.
Cara merawat sablon plastisol di kain
hal yang paling lumrah untuk dikatakan adalah pada bagian gambar sablon jangan disetrika, tapi jika memang sangat perlu bisa disetrika dengan suhu rendah saja, dikhawatirkan dengan bertambahnya panas di atas permukaan sablon akan cepat membuat cat sablon menjadi lebih cepat menjadi kaku atau untuk kemungkinan lain jika sablon masih baru cat sablon akan meleleh, untuk proses pengeringan sebisa mungkin terhindar dengan matahari secara langsung, kalau dibilas dengan deterjen boleh-boleh saja, dan yang terakhir jangan pernah disimpan di luar rumah, nanti dikhawatirkan akan diambil oleh orang yang lewat.. tambahan untuk plastisol finishing curing jangan dimasukkan ke mesin cuci lebih baik dikucek dengan tangan dengan penuh kasih sayang jangan bar-bar.
pada akhir kata, terimakasih telah membaca di website seniman sablon dari daerah lamongan VSP Velnus Screen Printing, pada dasarnya semua tulisan yang tertulis sebisa mungkin kita sajikan dengan sungguh-sungguh demi kebaikan bersama, jika mana anda ada sesuatu untuk ditanyakan bisa menulis di kolom komentar atau jangan sungkan untuk menghubungi media sosial kami juga. tetap semangat para sabloners manual di era gempuran sablon tinggal tempel!